Senin, 17 Juni 2013

WASPADA TERHADAP PENYAKIT ZOONOSIS


KEWASPADAAN ANCAMAN ZOONOSIS
Setiap orang atau instansi perusahaan yang akan  membawa media berupa hewan, bahan-bahan asal hewan ataupun tumbuhan baik untuk tujuan bisnis maupun tujuan sekedar tentengan, maka wajib dilaporkan kepada petugas karantina Pertanian untuk dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu dan memastikan bahwa hewan atau tumbuhan tersebut tidak terinfeksi dari virus atau penyakit yang berbahaya. Tidak hanya hewan atau tumbuhan tetapi bisa bahan asal hewan pangan seperti daging, telur,susu dan hasil bahan asal hewan non pangan seperti pakan ternak yang berasal dari barang ekspor ataupun impor yang bertujuan untuk kegiatan perdaganganpun harus tetap dikarantina karena saat ini banyak masalah yang timbul akibat lalulintas masuk dan keluarnya hewan dan bahan asal hewan serta tumbuhan kesuatu negara. Contoh penyakit berbahaya yang ditularkan oleh hewan kepada manusia adalah sapi gila, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Antrhax, Rabies, flu burung , flu babi dan sebagainya.
Berdasarkan agen penyebabnya zoonosis dapat
dibedakan atas :
1 . Zoonosis yang disebabkan oleh bakteri, misalnyaantraks, brucellosis, leptospirosis, tuberkulosis, listeriosis dan salmonelosis,
2. Zoonosis yang disebabkan oleh virus, misalnya rabies, Japanese encephalitis, nipah dan Avian influenza,
3. Zoonosis yang disebabkan oleh parasit misalnya toxoplasmosis, taeniasis dan scabies,
4. Zoonosis yang disebabkan oleh jamur misalnya ringworm,
5. Zoonosis disebabkan oleh penyebab lainnya, misalnya BSE, yang disebabkan oleh prion yaitu suatu molekul protein tanpa asam inti, baik DNA maupun RNA.
Belum lama ini seperti di beritakan media masa baik elektronik maupun surat kabar di Meksiko sedang marak mewabahnya kasus flu burung, China sedang mewabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang manusia, dan kejadian terbaru serangan virus Ebola di Uganda yang telah mengakibatkan kematian di negara tersebut.

1.       Wabah Penyakit Mulut dan Kuku
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku di China Seperti yang diberitakan AFP/ANTARA Menurut Departemen Kesehatan China, lebih dari 460.000 orang terinfeksi oleh penyakit tersebut pada Mei, yang menyebabkan 132 kematian, Penyebaran dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh suhu yang tinggi, departemen kesehatan di banyak propinsi dan wilayah China, termasuk Gansu, Fujian, Jiangsu dan Xinjiang telah mengeluarkan peringatan atas wabah penyakit tersebut, kata media pemerintah setempat.
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. Orang dewasa umumnya lebih kebal, walau bisa juga terkena. Penularannya melalui jalur fekal-pral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (“carrier”) seperti lalat dan kecoa.

Masa inkubasi 2 -5 hari.
Gejala pada Hewan (sapi) tersebut antara lain :
- Hewan nampak menjadi pincang, dengan disertai radang pada daerah kaki bagian atas, bengkak, kemudian terjadi abses kecil.
-  Adanya keretakan pada kulit diantara kuku dan berbau sangat busuk.
-  Hewan menjadi tidak mau makan disertai kondisi badannya yang terus menurun, diare dan pada
 - Beberapa kasus penyakit mulut dan kuku di lapangan ada sapi yang ditemukan tidak dapat berdiri.

Gejala pada Manusia tersebut antara lain :

- Hiperpireksia, yaitu demam tinggi dengan suhu lebih dari 39 C.
- Demam tidak turun-turun
- Takikardia (nadi menjadi cepat)
- Takipneu, yaitu napas jadi cepat dan sesak
- Malas makan, muntah, atau diare berulang dengan dehidrasi.
- Letargi, lemas, dan mengantuk terus
- Nyeri pada leher, lengan, dan kaki.
- Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan pada saraf kranial
- Keringat dingin
- Fotofobia (tidak tahan melihat sinar)
- Ketegangan pada daerah perut
- Halusinasi atau gangguan kesadaran

2.       Wabah flu burung
Detik News, Sekitar 2,5 juta ekor unggas telah dimusnahkan di berbagai peternakan unggas di Meksiko barat dalam tiga pekan terakhir. Ini dilakukan sebagai upaya mengendalikan wabah flu burung yang tengah melanda negeri itu.

Virus flu burung yang tengah mewabah di Meksiko saat ini adalah H7N3. Virus flu burung tipe ini dalam beberapa kasus telah menyebabkan penyakit pada manusia di sejumlah negara di dunia.
Dari 3.4 juta unggas yang terkena, jumlah unggas yang telah dikorbankan sebagai langkah pengendalian dan pemberantasan adalah 2,5 juta," demikian pernyataan Kementerian Pertanian Meksiko.

Wabah ini pertama kali terdeteksi pada 20 Juni lalu di negara bagian Jalisco. Pemerintah Meksiko mengumumkan darurat kesehatan hewan nasional pada 2 Juli lalu di tengah epidemi flu burung yang agresif.
Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :
-          Menderita ISPA 
-          Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)
-          Sakit tenggorokan yang tiba-tiba
-          Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot
-          Sakit kepala
-          Lemas mendadak
-          Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian
Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, anda dapat mengenali dari gejala klinis yang ditemukan pada unggas tersebut yaitu :
-          Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan;
-          Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi) biasa disebut dengan kaki kerokan;
-          Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan;
-          Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut;
-          Timbulnya diare berlebih;
-          Cangkang telur lembek;
-          Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu.
3.       Wabah Virus Ebola
REPUBLIKA.CO.ID, Virus yang sangat mudah menular ini telah menewaskan paling sedikit 14 orang di Uganda Barat. Pihak berwenang menyatakan paling sedikit 20 kasus ditemukan di distrik Kibaale. Ini adalah wabah ke-empat  Ebola di Uganda dalam beberapa tahun tahun belakangan. Wabah terhebat yang terjadi pada tahun 2000 menewaskan hampir 200 orang.
Virus Ebola sangat menular dengan ciri-ciri gejala demam, muntah, diare, sakit umum atau malaise dan dalam banyak kasus penderita bisa mengalami perdarahan internal dan eksternal.
Tingkat mortalitas demam Ebola sangat tinggi, dengan tingkat fatalitas kasus yang menjangkiti manusia mulai dari 50 persen menjadi 89 persen, tergantung pada subtipe virus.

Cara penularannya:
1.  Penularan terjadi dari binatang (primata) yang telah terinfeksi Virus Ebola ke tubuh manusia.
2. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus dapat ditularkan ke dalam beberapa cara, misalnya ditularkan dengan cara kontak langsung dengan jarum suntik, keringat, organ tubuh serta cairan tubuh lainnya dari manusia yang telah terinfeksi Virus Ebola.
3. Penularan yang terjadi di Rumah Sakit pun dapat terjadi bila pasien serta tenaga medis tidak menggunakan masker atau sarung tangan.
 Adapun masa inkubasinya adalah 2 - 21 hari.
Gejala bila menderita infeksi penyakit yang disebabkan oleh Virus Ebola:
1. Demam mendadak
2. Tubuh melemah
3. Otot sakit
4. Sakit kepala serta sakit tenggorokan
5. Sering muntah, diare, ruam, ginjal serta fungsi lever terganggu
6. Muncul pendarahan dalam serta luar

Dalam pelaksanaan  tugas dan  fungsi pencegahan serta penolakan masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina berdasarkan Pada Undang-undang Reublik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentang karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2000 Tentang Karantina Hewan Dan Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Karantina Tumbuhan, maka Karantina Hewan melakukan pengawasan lalulintas
perdagangan hewan dan produknya sesuai dengan aturan dan ketentuan-ketentuan tersebut diatas. Kebijakan Karantina Hewan dalam hal ini adalah :

1.Mempertahankan status bebasnya Indonesia dari beberapa penyakit hewan menular utama (major epizootic disease) dari kemungkinan masuk dan tersebarnya agen penyakit dari luar negeri.
2.Melakukan pengawasan dan pemeriksaan lalu lintas hewan dan produknya dengan menerapkan CIA (Controlling, Inpection and Approval) yaitu pengendalian, pemeriksaan dan persetujuan untuk melindungi sumber daya alam hayati fauna dari ancaman penyakit hewan berbahaya lainnya serta penyakit eksotik.
3.Melakukan Minimum Disease Program yaitu program untuk meminimalkan kasus penyakit hewan di suatu wilayah/daerah tertentu di Indonesia melalui sistem pengendalian dan pengawasan lalu lintas hewan dan produknya antar wilayah /antar pulau sehingga dapat mencegah dan menangkal penyebarannya.
4.Mewujudkan pelayanan karantina hewan yang moderen, mandiri dan professional.
      Dalam menjalankan kebijakan karantina hewan oleh petugas karantina hewan  memastikan dan meyakinkan bahwa media pembawa tersebut tidak menularkan hama penyakit hewan karantina, dan tidak lagi membahayakan kesehatan manusia sehingga tidak menggangu ketenteraman batin masyarakat Indonesia pada khususnya, mengangkat harkat dan martabat hidup masyarakat melalui kecukupan pangan yang bermutu dan bergizi, serta ikut menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dengan mendukung Indonesia bebas dari penyakit yang ditimbulkan oleh hewan (zoonosis) kita ikut mendukung gerakan “One World One Heatlh”

Drh. Angga insan Perdana (Calon Medik Veteriner Pertama)
Dede Anwar, A.Md (Paramedik Veteriner) Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi