Buah naga
Super Red dengan nama latin Hylocerous costaricensis dan Red dengan nama
latin Hylocereus polyrhizus adalah buah dari tanaman kaktus
berbatang segitiga dan termasuk tanaman langka. Di Cina disebut Feny Long Kwa
dan Than Long sedangkan di Taildisebut Kaew Mangkorn sedangkan di Taiwan
disebut Shien Mie Kou dan di Israel disebut Pitahaya.
Buah naga Red/Super
Red adalah buah berwarna Merah hati / Merah kehitaman dari spesies tanaman
kaktus, berbentuk bulat dengan diameter sekitar 13 cm. Tanaman ini berasal dari
daratan Amerika Tengah di wilayah sekitar Meksiko. Khasiat dari buah naga Red/Super
Red diantaranya sebagai obat menguatkan fungsi ginjal, tulang dan
kecerdasan otak serta meningkatkan ketajaman mata disamping sebagai pencegah
kanker usus, menguraikan kolesterol, keputihan dan sebagai perawatan
kecantikan.
Buah naga Red/Super
Red dengan rasa yang enak dan manis untuk dikonsumsi, serta adanya tambahan
khasiat yang telah diakui oleh banyak orang dan areal tenaman belum luas,
sehingga harganya cukup tinggi. Sebagai gambaran, di Jepang untuk dapat
menikmati buah ini orang harus mengeluarkan antara 100 – 800 yen per biji.
STANDAR MUTU BUAH NAGA
Standar mutu buah naga Red/super Red yang
dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah pada Tabbel
berikut :
No
|
Kriteria
|
Standar (Grade)
|
|||
Super
|
A
|
B
|
C
|
||
1
|
Diameter
(cm)
|
>8,5 cm
|
7 – 8,5 cm
|
5-7 cm
|
< 5 cm
|
2
|
Bobot
(kg)
|
> 0,50
|
0,40-0,50
|
0,30-0,40
|
0,20-0,30
|
3
|
Kadar
Gula
/Brix
(%)
|
11-15
|
11-15
|
11-15
|
11-15
|
4
|
Kondisi
Buah
|
Sehat/
segar/mulus
|
Sehat/
segar/mulus
|
Sehat/
Segar/mulus
|
Sehat/
Segar/mulus
|
I. Pemilihan Lokasi
Rangkaian
kegiatan memilih lokasi tanam untuk mencegah kegagalan
proses produksi, serta tercapainya buah naga Red/SuperRed
di Kab. kukar yang optimal dan sesuai dengan mutu
yang telah ditetapkan. Dan agar tersedia
kawasan/lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan
persyaratan tumbuh tanaman buah naga Red/Super Red Sedangkan untuk curah hujan
yang ideal untuk tanaman buah naga Red/Super Red sekitar 720 mm/tahun,
suhu udara yang ideal antara 26°-36° C dan kelembapan 70-90 % . Untuk rata-rata
pH tanah antara 6,5-7 dan ketinggian lahan 0-350m dpl.
II.
Penyiapan Pancang/Panjatan/Turus
Membuat media Red/Super Red
berupa tiang pancang/panjatan untuk tegakan guna menopang rambatan tanaman buah
naga Red/Super Red.
III.
Pengolahan Lahan
Potong rumput atau semak sampai pangkal batang, hasil
potongan rumput atau semak dikumpulkan pada lubang yang telah digali kemudian
dibakar agar hama dan penyakit yang ada dapat dimusnahkan. Tanah disekitar
tiang panjatan diolah, lalu dibuat lobang tanaman.
Ø Siapkan lubang dengan kedalaman
lubang sekitar 25cm, panjang 60cm dan lebar 60 cm.
Ø Jarak antar lubang tanam sekitar 2,5
– 3 m dan jarak antar baris tanaman sekitar 3 m.
Ø Membuat lagi lobang kedua berukuran
12cm x 12cm dengan kedalaman 25cm-35cm pada bagian tengah dasar lubang pertama.
Memasang tian pancang/panjatan pada lubang kedua.
Ø Bagi lahan yang datar perlu dibuat
alur atau parit diantara lubang antar baris sedalam 20cm, agar air dapat
mengalir dan tidak tergenang air di lahan.
Ø Membuat media tanam dengan
mencampurkan tanah galian lubang dengan pupuk kandang yang telah matang
20-30kg, dolomit 300g dan trichoderma 50g per lubang tanam.
Ø Memasukkan media tanam ke dalam
lubang tanam.
Ø Menyiram media tanam dan biarkan
terkena sinar matahari hingga kering. Penyiraman hanya dilakukan pada lubang tanam
saja.
IV. Sistem Pengairan
a. Sistem pengairan untuk budidayabuah naga
dapat menggunakan sistem leb atau sistem pipa air dengan bahan dari plastik
atau karet disiram dengan ember atau gayung
b. Pengairan sistem lab :
Ø Umumnya dilakukan pada lahan
perusahaan, juga dapat dilakukan pada lahan tegalan asal memiliki sumber air.
Ø Biasanya dietrapkan pada tanah liat
berpasir.
Ø Dibuat parit dengan kedalaman 40cm
dan lebar 80cm.
Ø Jarak tanaman dengan parit 80-100cm
Ø Pemasukan air ke areal tanaman
diatur per petak lahan sesuai keadaan lahan
Ø Air dimasukan dari parit yang letak
kemiringannya lebih tinggi
Ø Bagian akhir parit ditutup dulu
dengan tanah agar air tidak mengegenagn dalam parit
Ø Bila air sudah meresap rata,
pengaliran air dipindahkan ke parit pada petak lahan berikutnya. Caranya ujung
parit dibuka hingga sisa air dari dalam parit berpindah seluruhnya ke
parit lainnya
c. Pengairan sistem pipa
plastik atau pipa karet
diutamakan untuk lahan kering dan
dapat berfungsi untuk memberikan pupuk cair. Bila memakai ember dapat
untuk membawa air dan disiram memakai gayung
Ø Siapkan tandon air berukuran 5 m²,
diletakan ditempat yang lebih tinggi.
Ø Tandon dipasang miring agar endapan
dari air dapat diarahkan ke lubang pembuangan
Ø Berikan penyaring ganda, yaitu
penyaring air dimasukan dan penyaring air dimasukan pada pipa
Ø Pasang pipa berdiameter 5cm pada
tandon dan rangkaian dengan pipa berukuran sama dengan yang ditempatkan
disamping setiap petak lahan
Ø Pipa berfungsi sebagai penekan arus
air dan pembagi air ke setiap petak melalui kran.
Ø Pasang pipa air terbuat dari karet
atau plastik berdiameter 1-2 cm pada kran yang terpasang pada pipa berukuran 5
cm.
Ø Pemasangan pipa diatur sesuai petak
lahan
V. Persiapan Benih
Perbanyakan
vegetatif
Ø Pangkas cabang/sulur yang telah
berbuah, sisakan 20%.
Ø Bagian yang 80% digunakan sebagai
benih/bibit.
Ø Sulur dipotong-potong sepanjang
20-30cm.
Ø Bagian yang akan ditanam dibentuk
runcing, caranya pada sepanjang 1cm - 2cm disalah satu sisi batang dipotong
mering ke arah batang pokok.
Ø Stek dikeringkan atau dianginkan
agar getah mengering antara 5 sampai 7 hari
a. Sistem bedengan :
Pembuatan bedengan untuk
menanam setek :
1.
Ukuran
tinggi 15 cm, lebar 100 cm, dan panjang sesuai keadaan lahan.
2.
Pada tanah
liat atau liat berlempung, bedengan ditaburkan pasir sebanyak dua ember atau
setara dengan 10 kg/m²
3.
Tambahkan
pupuk organik kering sebanyak 3 kg/m² dan dolomit 250g/m² yang telah dicampur
dengan Trichoderma sp. (100 Trichoderma
sp + 50kg pupuk kandang).
4.
Media pad
permukaan bedeng diaduk merata sedalam 10 cm, diratakan
5.
Disiram
hingga basah merata dan dalam.
6.
Media
dibiarkan selama semalam.
Ø Setek ditanam dengan jarak 1-2 cm
dengan posisi tegak sambil menekan media kearah setek.
Ø Pada musim kering penyiraman tiap
2-3 hari sekali pada pagi atau sore
Ø Setelah 2-3 minggu tunas akan mulai
bermunculan
Ø Pilih satu tunas yang berbentuk
kekar, kokoh dan besar dengan posisi terletak pada ujung atau mendekati setek
Ø Jika muncul tunas lagi, segera
pangkas. Demikan seterusnya sampai benih ditanam.
b. Sisten tanam langsung
Setek yang telah dikeringkan menggunakan angin selama 5-7 hari
lansgung ditanam dilapangan.
VI. Penanaman
Ø Siapkan empat batang setek untuk
setiap tiang pancang/panjatan
Ø Masukan benih/bibit sedalam 5-7 cm
bila setek 20-30 cm
Ø Jarak setek dengan pangkal sekitar
10 cm dengan ujung setek merapat ketiang pancang
Ø Kemudian setek diikat tidak terlalu
erat pada tiang pancang/panjatan
VII. Penyulaman
Proses penyulaman adalah kegiatan
mengganti tanaman yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh atau
kerusakan fisik. Peyulaman dilakukan 4-6 minggu setelah tanam. Setek yang
mengalami busuk pada pangkal batang, setek yang mati atau tidak tumbuh
dicabut. Sedangkan dilubang tanam ditaburi kapur pertanian (kalsit atau
dolomit), untuk perlakuan setek yang akan ditanam sama dengan perlakuan
pada proses penanaman
VIII. Pengairan
Prosedur pelaksanaan :
Ø Dilakukan hari ke – 5 sesudah tanam
atau sesuai kondisi lahan
Ø Penyiraman tidak perlu terlalu
banyak, jangan sampai terendam
Ø Pada masa vegetatif, penyiraman
dilakukan seminggu sekali hingga umur 6 bulan atau sesuai kondisi lahan
Ø Bila kondisi tanah kering, frekuensi
penyiraman dilakukan 5-7 kali sehari
Ø Penyiraman dilakukan pada pagi hari pukul
06.00 atau sore hari pukul 17.00
Ø Setiap lubang pancang disiram air
sebanyak 2,5 liter
Ø Bila air melimpah, air dialirkan
melalui parit di kiri-kanan tanaman
Ø Pengairan pada sistem Leb dilakukan dengan
mengalirkan air diparit selama 2 jam
Ø Setelah itu, air diparit harus
dikeluarkan atau dibuang
Ø Pengairan dikurangi saat tanaman
mulai memproduksi bunga dan buah
Ø Pengairan dihentikan bila sudah
musim hujan
Ø Pengairan dihentikan saat buah sudah
membesar seukuran kepalan tangan walaupun masih hijau dengan sedikit kemerahan pada kulitnya
IX. Pemupukan
Rangkaian
pemberian pupuk organik/anorganik untuk memenuhi unsur hara bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang sehat. Pupuk organik diberikan secara melingkar
tanaman, setelah diberi pupuk dibumbun. Setiap tiga bulan sekali diberikan
campuran pupuk kandang, bila perlu ditambahkan dolomit dengan perbandingan 25 –
50 kg pupuk kandang, 300 g dolomit, per pancang ( empat tanaman ). Pada
setiap perlakuan pemupukan selalu disertai pengairan. Jumlah juga jangan sampai
kurang dosis karena menyebabkan batang menjadi kecil sehingga dapat menganggu
produksi
X. Pemangkasan
a. Pemangkasan Untuk Membentuk Batang
Pokok
Ø Pilih tunas yang terletak diujung,
tuans yang lain dipangkas pada pangkal tunas
Ø Bila tunas tumbuh kembali pada
bagian bawah, harus dipangkas secepatnya
Ø Jika tunas yang teratas telah
mencapai ujung pancang, maka segera dipangkas antara 1 – 2 cm dari ujung
pancang
Ø Bila tunas tetap tumbuh dibagian
bawah, harus segera dipangkas
b. Pemangkasan Untuk Membentuk
Cabang Produksi
Ø Semua tunas yang tumbuh disekitar bekas
pangkasan pucuk batang pokok dipelihara, tetapi sulur yang tumbuh tidak boleh
menyentuh tanah, bila tunas produktif tersebut mengecil (mengik) atau
mencapai tanah, maka sulur tersebut harus dipotong
Ø Apabila tunas tumbuh tunas susulan
pada cabang produksi, segera agar pada fase generatif dapat merata dalam pembungaan
XI. Proses Pembungaan,
Seleksi Kuntum Dan Buah
a. Syarat yang harus
dipenuhi dalam proses pembungaan :
Ø Cabang produksi terbentuk dengan
baik, jumlah maupun ukurannya dengan panjang minimal 70 cm, tetapi tidak sampai
menyentuh tanah.
Ø Telah dilakukan pemangkas sepanjang
3 – 5 cm pada setiap ujung sulur agar terjadi tahapan penuaan.
Ø Tidak boleh ada tunas pada cabang
produksi yang terbentuk. Cabang yang tumbuh dibagian samping perlu dipangkas
b. Langkash – langkah dan
perlakuan dalam proses pembuangan serta seleksi kuntum bunga dan buah :
Ø Seleksi dapat dilakukan pada kuntum
bunga dan calon buah
Ø Untuk seleksi kuntum bunga,
tinggalkan 1 bunga yang terbaik yang terletak pada ujung sulur atau cabang produksi
pada setiap periode pembungaan. Seleksi buah muda (calon buah)
Ø Seleksi dilakukan seminggu setelah
bunga mekar
Ø Buah yang dipilih 1 terbaik/besar
per periode pembungaan
Ø Bila tumbuh buah berukuran kecil
berwarna merah, segera dibuang agar muncul kuntum bunga yang baru. Jika cabang
produksi berukuran kecil dan pendek, maka buah yang dipelihara cukup satu
saja.
XII. Panen
a. Pemilihan Buah Siap Petik
ü Kulit buah mulai berwarna merah
mengkilap. (29 – 33 hari setelah bunga mekar), (warna kulit buah telah mulai
merah sekitar 30-40%, untuk buah yang akan dikirim jauh, atau 80 - 100%
untuk pasar lokal )
b. Cara Pemetikan.
ü Dilakukan dengan cara memotong
tangkai buah tanpa memutus sulur/tempat buah melekat
Sumber
: Dinas Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Timur
2 komentar:
jadi pingin "pelihara" naga juga nih.... terima kasih telah berbagi...
Naga Bonar ada tuh
Posting Komentar